9 alasan untuk makan perlahan

Saya suka kue coklat chip oh begitu banyak. Dan dalam kebanyakan kasus, saya makan tiga kue sekaligus untuk merasa bahagia. Tetapi baru-baru ini saya menemukan bahwa jika saya makan dua kue dan kemudian istirahat selama 10-15 menit, maka saya merasa kurang atau sama sekali tidak ada keinginan untuk makan yang ketiga. Dan kemudian saya berpikir - mengapa ini terjadi? Pada akhirnya, saya melakukan sedikit riset tentang efek apa yang kita dapatkan jika kita mulai makan secara perlahan. 

 

Efek paling signifikan dari asupan makanan lambat adalah pengurangan asupan makanan, dan ini diikuti oleh penurunan berat badan, yang memberikan manfaat kesehatan lainnya, termasuk menurunkan tekanan darah dan mencegah perkembangan radang sendi. Ada juga hal baik lainnya tentang makan perlahan

 

1) Pertama-tama – itu tidak akan menyakiti Anda sama sekali! 

 

Ketika Anda makan perlahan, itu tidak menimbulkan konsekuensi negatif bagi kesehatan Anda, tetapi sebaliknya, itu hanya membawa manfaat. 

 

2) Pengurangan nafsu makan 

 

Saat Anda makan dengan benar dan hemat, nafsu makan Anda berangsur-angsur berkurang dibandingkan saat Anda mulai makan. Dibutuhkan 15-20 menit bagi otak Anda untuk mulai mengirimkan sinyal bahwa Anda sudah kenyang. Tetapi ketika Anda tidak nafsu makan, Anda makan lebih sedikit. 

 

3) Kontrol volume porsi

 

Ini adalah konsekuensi langsung dari poin nomor 2. Saat Anda makan perlahan, akan lebih mudah untuk makan lebih sedikit tanpa merasa ada sesuatu yang diambil dari Anda. Hanya butuh beberapa saat untuk merasa kenyang, jadi berikan tubuh Anda waktu itu. Saat Anda makan dengan cepat, Anda menelan terlalu banyak sebelum Anda merasa bahwa momen "cukup" sudah jauh di belakang. 

 

4) Kontrol berat badan 

 

Poin 2 dan 3 pada akhirnya mengarah pada fakta bahwa Anda menghilangkan kelebihan berat badan. Ukuran porsi dan kecepatan penyerapan makanan tampaknya menjadi penjelasan utama untuk "paradoks Prancis" yang terkenal - tingkat penyakit jantung yang relatif rendah di Prancis dibandingkan dengan Amerika Serikat, meskipun asupan makanan berkalori tinggi dan lemak jenuh umumnya lebih tinggi. Ada banyak bukti resmi bahwa orang Prancis makan lebih lama daripada orang Amerika, meskipun porsinya lebih kecil. Studi Jepang baru-baru ini menemukan bukti kuat bahwa ada hubungan langsung antara kecepatan makan dan indeks massa tubuh dan obesitas. 

 

5) Pencernaan 

 

Diketahui dengan baik bahwa pencernaan dimulai di mulut, di mana air liur bercampur dengan makanan dan mulai memecahnya menjadi elemen-elemen individual yang dapat diserap dan diambil energinya oleh tubuh. Jika Anda mengunyah makanan dengan saksama, maka pencernaan selesai dan lancar. Secara umum, semakin lambat Anda makan, semakin cepat dan efisien pencernaan makanan terjadi. Saat Anda menelan potongan makanan utuh, akan jauh lebih sulit bagi tubuh Anda untuk mengisolasi nutrisi (vitamin, mineral, asam amino, dll.) darinya. 

 

6) Nikmati rasa makanan! 

 

Saat Anda makan perlahan, Anda mulai benar-benar merasakan makanannya. Saat ini, Anda membedakan rasa, tekstur, dan aroma makanan yang berbeda. Makanan Anda menjadi lebih menarik. Dan, ngomong-ngomong, kembali ke pengalaman Prancis: mereka lebih memperhatikan kesan makanan, dan bukan pengaruhnya terhadap kesehatan. 

 

7) Kuantitas vs Kualitas 

 

Makan perlahan bisa menjadi langkah kecil menuju pola makan yang lebih sehat. Jika Anda tidak menyukai apa yang Anda makan saat melakukannya dengan lambat, mungkin lain kali Anda akan memilih sesuatu dengan kualitas lebih tinggi untuk menikmati cita rasa hidangan yang luar biasa ini. Penggemar "menelan" cepat lebih cenderung mengonsumsi makanan berkualitas rendah dan makanan cepat saji.

 

8) Resistensi insulin 

 

Penelitian oleh para ilmuwan Jepang telah menunjukkan bahwa kebiasaan makan dengan cepat berhubungan langsung dengan resistensi insulin, suatu kondisi tersembunyi yang meningkatkan kemungkinan terkena diabetes dan penyakit jantung. Selain itu, ada banyak argumen kuat bahwa asupan makanan cepat saji merupakan faktor risiko berkembangnya sindrom metabolik (kombinasi gejala seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas, dan resistensi insulin). 

 

9) Mulas dan penyakit gastroesophageal reflux 

 

Nama barang ini berbicara sendiri: makanan cepat saji bisa menyebabkan mulas, terutama bagi orang yang menderita penyakit gastroesophageal reflux.

Tinggalkan Balasan