Apa yang terjadi pada tubuh Anda ketika Anda mengurangi produk susu?

Pada artikel ini, kita akan melihat apakah susu benar-benar memiliki efek positif pada kesehatan kita, dan apa yang dapat kita harapkan ketika kita menghilangkannya dari makanan kita. Susu adalah salah satu pemicunya Menurut sebuah penelitian di Darmouth Medical School, susu mengandung hormon yang mirip dengan testosteron, yang merangsang kelenjar sebaceous dan memicu pustula. Ilmuwan Swedia telah menemukan itu. Pada saat yang sama, sebuah studi Harvard menunjukkan bahwa pria yang mengonsumsi lebih dari dua porsi susu setiap hari memiliki 34% peningkatan risiko terkena kanker prostat dibandingkan dengan pria non-susu. Alasan untuk ini, sekali lagi, adalah hormon yang terkandung dalam produk susu. Selain itu, susu telah ditemukan untuk meningkatkan hormon seperti insulin dalam darah, yang memicu pertumbuhan sel kanker. Namun, menyerah produk susu, Anda juga. Bakteri ini (biasanya ditemukan dalam yogurt dan keju lunak) telah dikaitkan dengan banyak manfaat kesehatan, termasuk buang air besar secara teratur. Kabar baiknya: Selain susu, probiotik dapat ditemukan dalam asinan kubis, acar, dan tempe. Ketika seseorang memotong sejumlah makanan, mereka cenderung mencari “pengganti” dengan rasa dan tekstur yang serupa. Kedelai sering digunakan sebagai alternatif produk susu. Keju kedelai, susu kedelai, mentega. Masalahnya, produk kedelai cukup sulit dicerna, apalagi jika konsumsinya meningkat drastis. Ini karena kedelai mengandung molekul gula yang disebut oligosakarida. Molekul-molekul ini tidak dicerna dengan baik oleh tubuh, yang dapat menyebabkan kembung atau gas. Jadi, ada pro dan kontra untuk menghindari produk susu. Pertanyaan ini masih cukup kontroversial hingga hari ini, dan setiap orang membuat pilihan untuk dirinya sendiri.

Tinggalkan Balasan