Game didaktik untuk anak-anak: tunarungu

Game didaktik untuk anak-anak: tunarungu

Permainan didaktik untuk anak-anak membantu anak untuk menguasai keterampilan tertentu dan mendapatkan pengetahuan baru dalam bentuk yang dapat diakses. Untuk anak-anak penyandang cacat, kegiatan ini membantu untuk mengkompensasi fungsi yang hilang.

Game edukasi untuk anak tunarungu

Seorang anak tunarungu kehilangan beberapa informasi yang sampai kepadanya dalam bentuk suara dan kata-kata. Oleh karena itu ia tidak dapat berbicara. Untuk alasan yang sama, bayi tertinggal dalam pembentukan fungsi dasar dari teman-temannya dengan pendengaran normal.

Permainan didaktik untuk anak tunarungu dilakukan dengan menggunakan alat musik

Permainan khusus untuk anak tunarungu ditujukan untuk mengembangkan kemampuan berikut:

  • keterampilan motorik halus;
  • pemikiran;
  • Perhatian;
  • imajinasi.

Perlu menggunakan permainan yang dapat mengembangkan pendengaran verbal dan non-verbal pada anak prasekolah. Semua aktivitas tersebut berkorelasi dengan tingkat perkembangan bayi.

Game untuk pengembangan keterampilan motorik "Tangkap bola"

Guru melempar bola ke dalam alur dan memberi tahu anak itu: "Tangkap." Anak itu harus menangkapnya. Tindakan harus dilakukan beberapa kali. Kemudian guru memberi anak itu sebuah bola dan berkata: "Katy". Anak harus mengulangi tindakan guru. Bayi tidak selalu bisa melakukan tindakan pertama kali. Selain menjalankan perintah, anak belajar kata-kata: “Katie”, “catch”, “ball”, “well done.”

Game imajinasi “Apa dulu, lalu apa”

Guru memberikan anak 2 sampai 6 kartu aksi. Anak harus mengaturnya dalam urutan di mana tindakan ini terjadi. Guru memeriksa dan bertanya mengapa ini urutannya.

Pengembangan persepsi pendengaran

Ada beberapa tugas yang dapat diselesaikan dengan bantuan permainan:

  • Perkembangan sisa pendengaran pada anak.
  • Penciptaan dasar pendengaran-visual, korelasi suara dengan gambar visual.
  • Perluasan pemahaman bayi tentang suara.

Semua permainan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

Kenalan dengan alat musik

Ahli metodologi mengeluarkan drum dan menunjukkan kartu dengan nama instrumen. Dia menggunakan kata-kata: ayo main, main, ya, tidak, bagus sekali. Methodist memukul drum dan berkata, "ta-ta-ta," dan mengangkat kartu dengan nama instrumen. Anak-anak menyentuh gendang, merasakan getarannya, mencoba mengulang “ta-ta-ta”. Semua orang mencoba untuk memukul instrumen, sisanya menduplikasi aksi di permukaan lain. Dan Anda juga bisa bermain dengan instrumen lain.

Game edukasi untuk anak tunarungu ditujukan untuk mengatasi ketertinggalan usia. Aspek lain dari penelitian ini adalah pengembangan residu pendengaran dan korelasi gambar suara dan visual.

Tinggalkan Balasan