Leucopenie

Leucopenie

Apa itu ?

Leukopenia ditandai dengan kekurangan tingkat jenis sel darah yang bersirkulasi yang disebut leukosit. Oleh karena itu disebut patologi hematologi. Sel-sel ini khususnya bagian dari sel darah putih. (1)

Sel darah putih ini merupakan konstituen dari sistem kekebalan pada manusia dan terdiri dari beberapa jenis:

- neutrofil: yang memungkinkan tubuh mempertahankan diri terhadap bakteri dan infeksi jamur.

– limfosit: yang merupakan penghasil antibodi sehingga memungkinkan untuk melawan unsur asing dalam tubuh manusia.

- monosit: yang juga membantu dalam produksi antibodi.

– eosinofil: yang memungkinkan tubuh untuk melawan agen infeksi dari jenis parasit.

- basofil: yang merespon elemen alergenik.

Leukopenia dapat menjadi hasil dari tingkat abnormal untuk masing-masing kategori sel ini.

Dalam arti bahwa ada kekurangan jumlah leukosit dalam tubuh, sistem kekebalan subjek terpengaruh dan karena itu membawa risiko infeksi yang lebih besar. (2)

Tingkat "normal" leukosit dalam darah umumnya tidak boleh kurang dari 3,5 * 10 (9) per liter darah. Tingkat yang lebih rendah seringkali merupakan akibat dari leukopenia. (4)

Leukopenia terlalu sering dikacaukan dengan neutropenia. Salah, karena neutropenia ditandai dengan penurunan produksi sel darah putih dengan peningkatan penggunaannya oleh tubuh saat minum obat, tumor ganas, dll. (1)

Gejala

Gejala yang terkait dengan leukopenia bervariasi tergantung pada jenis leukosit yang ditemukan kekurangan. (2)

Anemia tetap merupakan gejala yang paling sering dikaitkan dengan leukopenia. Subyek anemia merasa sangat lelah, jantung berdebar-debar, sesak napas saat melakukan latihan, sulit berkonsentrasi, kulit pucat, kram otot atau bahkan insomnia. (3)

Menoragia pada wanita, sesuai dengan aliran darah yang tidak normal selama menstruasi. Periode menstruasi menjadi lebih lama. Dalam kasus menoragia, disarankan agar wanita tersebut berkonsultasi dengan dokter sesegera mungkin. Memang, ini juga bisa menjadi tanda infeksi serius, bahkan kanker. (3)

Gejala lain, seperti kelelahan parah, suasana hati yang mudah tersinggung, sakit kepala, dan migrain adalah karakteristik dari leukopenia.

Selain itu, sistem kekebalan yang melemah, pasien yang menderita leukopenia memiliki risiko lebih besar terkena infeksi tertentu. Infeksi ini dapat berupa bakteri, virus, parasit atau akibat perkembangbiakan jamur.

Peradangan lambung, usus, dll juga bisa menjadi gejala leukopenia. (3)

Dalam kasus leukopenia yang lebih parah, seseorang juga dapat mengamati demam, pembengkakan pada kelenjar, pneumonia, trombositopenia (jumlah trombosit darah yang tidak normal), atau abses hati. (2)

Asal usul penyakit

Leukopenia dapat disebabkan oleh banyak faktor. (2)

Ini bisa menjadi penyakit, bawaan atau didapat, yang mempengaruhi sumsum tulang. Karena sumsum tulang terpengaruh, sel punca yang diproduksi di sana (sel punca hematopoietik), yang merupakan sumber produksi sel darah, tidak dapat lagi diproduksi. Dalam pengertian ini, ini menciptakan kekurangan dalam produksi sel darah pada subjek yang terkena dan dapat menyebabkan konsekuensi yang serius.

Beberapa penyakit ini merupakan ciri khas perkembangan leukopenia, seperti:

– sindrom mielodisplastik;

– Sindrom Kostmann (neutropenia berat yang berasal dari genetik);

– hiperplasia (produksi sel yang abnormal dalam jumlah besar yang membentuk jaringan atau organ.);

– penyakit pada sistem kekebalan tubuh, yang paling umum adalah Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS);

– infeksi yang mempengaruhi sumsum tulang;

- gagal hati atau limpa.

Leukopenia juga bisa disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu. Di antaranya umumnya perawatan kanker (terutama yang digunakan untuk melawan leukemia). Selain itu, kita dapat menyebutkan antidepresan, antibiotik tertentu, antiepilepsi, imunosupresan, kortikosteroid, atau bahkan antipsikotik.

Faktor lain juga dapat menyebabkan defisiensi leukosit. Ini adalah kekurangan vitamin dan / atau mineral, kekurangan gizi atau bahkan stres.

Faktor risiko

Faktor risiko untuk mengembangkan jenis penyakit ini adalah penyakit yang disebutkan di atas, terutama mempengaruhi sumsum tulang atau hati dan limpa.

Faktor lain dalam kehidupan sehari-hari dapat berasal dari kekurangan leukosit, seperti gaya hidup yang tidak aktif, pola makan yang tidak seimbang atau bahkan kurang gizi, dll.

Pencegahan dan perawatan

Diagnosis leukopenia dapat ditegakkan dari pemeriksaan fisik sederhana, melalui kelainan pada limpa dan/atau kelenjar getah bening (tempat produksi leukosit).

Tetapi juga berkat jumlah darah, aspirasi sumsum tulang atau biopsi kelenjar getah bening (2)

Pengobatan leukopenia biasanya dilakukan dengan cara merangsang produksi sel darah putih. Atau, dengan stimulasi sumsum tulang. Steroid (hormon yang disekresikan oleh kelenjar endokrin) sering digunakan untuk merangsang produksi sel jenis ini. (3)

Asupan vitamin (vitamin B) juga dapat disarankan dalam kasus leukopenia. Ini karena vitamin ini terkait erat dengan produksi sel sumsum tulang.

Atau perawatan berdasarkan sitokin, protein yang mengatur aktivitas sel. (2)

Selain stimulasi sumsum tulang ini, pasien yang menderita leukopenia harus mengikuti pengobatan yang memungkinkannya untuk melawan penyakit menular (antibiotik, kemoterapi). Perawatan semacam ini sering dikombinasikan dengan stimulasi sistem kekebalan tubuh. (3)

Tinggalkan Balasan