Faktor risiko keguguran

Faktor risiko keguguran

Kopi dan kehamilan: risiko keguguran?

Menurut Health Canada, wanita hamil dan menyusui tidak boleh mengonsumsi lebih dari 300 mg kafein per hari (lebih dari dua cangkir kopi, atau sekitar 235 ml). Dua studi epidemiologi menjelaskan peningkatan risiko keguguran1 dan melahirkan bayi dengan berat badan rendah2 pada ibu hamil yang mengkonsumsi kopi lebih dari 3 cangkir per hari. Di sisi lain, data lain menunjukkan bahwa, terlepas dari apa yang diyakini pada suatu waktu, konsumsi kopi tidak terkait dengan risiko kematian janin.3 atau malformasi kongenital4.

  • Merokok sangat meningkatkan risiko,
  • alkohol atau obat-obatan selama kehamilan. (Ingat bahwa kita harus minum alkohol nol selama kehamilan).
  • Paparan bahan kimia tertentu secara teratur.
  • Mengkonsumsi obat-obatan selama kehamilan, misalnya ibuprofen, naproxen dan obat anti inflamasi nonsteroid lainnya.

Lihat beritanya di Passeportsanté.net: Obat anti-inflamasi diyakini terkait dengan keguguran

  • Konsumsi kafein dosis tinggi, lebih dari 3 cangkir per hari.
  • Tes prenatal tertentu seperti amniosentesis atau pengambilan sampel vilus korionik. (lihat kotak)
  • Konsumsi susu mentah (tidak dipasteurisasi) yang berpotensi menimbulkan kontaminasi bakteri seperti: Samonella, Listeria ou E.coli coli.
  • Demam.
  • Virus rubella dan infeksi ibu lainnya yang tidak diobati (toksoplasmosis, cytomegalovirus, influenza).

Tes prenatal dan risiko keguguran

THEamniosentesis adalah teknik diagnostik prenatal yang paling banyak digunakan. Ini dapat digunakan untuk menentukan dengan pasti apakah janin memiliki sindrom Down. Tes ini dapat dilakukan ketika usia kehamilan 21 minggu telah selesai. Untuk melakukan amniosentesis, cairan ketuban diambil dari rahim ibu hamil menggunakan jarum tipis yang dimasukkan ke perutnya. Ujian ini termasuk risiko kehilangan janin sekitar 1 dalam 200 atau 0,5%. Inilah sebabnya mengapa dokter menawarkan tes ini terutama untuk wanita berusia 35 tahun ke atas atau untuk wanita yang berisiko tinggi mengikuti tes darah.

Pengambilan sampel chorionic villus (PVC) (atau biopsi) melibatkan penghapusan fragmen plasenta yang disebut vili korionik. Sampel diambil melalui dinding perut atau vagina antara 11 dan 13 minggu kehamilan. Teknik ini dapat digunakan untuk menentukan apakah janin memiliki kelainan kromosom, misalnya trisomi 21. Biopsi chorionic villus meliputi risiko keguguran 0,5 hingga 1%.

 

Tinggalkan Balasan