Lima mitos tentang diet vegetarian yang sehat

Nutrisi nabati menjadi semakin populer di seluruh dunia. Sementara orang-orang menjauh dari omnivora, pertanyaannya tetap: Apakah pola makan vegetarian dan vegan benar-benar sehat? Jawabannya adalah ya, tetapi dengan peringatan. Pola makan vegetarian dan vegan sehat jika direncanakan dengan benar, memberikan nutrisi yang cukup, dan membantu mencegah dan mengobati penyakit.

Namun, vegetarianisme masih dikelilingi oleh banyak mitos. Mari kita lihat faktanya.

Mitos 1

Vegetarian dan vegan tidak mendapatkan cukup protein

Karena daging telah menjadi identik dengan protein, banyak konsumen yang putus asa untuk menemukan segala macam sumber nabati dari zat yang dikandungnya. Namun, trik khusus tidak diperlukan di sini – diet yang dipikirkan dengan matang sudah cukup. Secara umum, protein nabati mengandung lebih banyak serat dan lebih sedikit lemak jenuh. Komposisi ini adalah landasan dari diet jantung sehat. Ada banyak sumber protein nabati yang sangat cocok untuk diet sehat: kacang-kacangan, produk kedelai, biji-bijian, kacang-kacangan, susu skim.

Vegan harus mengonsumsi lebih banyak protein daripada pemakan daging dan vegetarian lakto. Pasalnya, protein yang berasal dari biji-bijian dan kacang-kacangan lebih sedikit diserap tubuh dibandingkan protein hewani. Protein yang berasal dari tumbuhan tertutup di dinding sel, yang membuatnya sulit untuk diekstraksi dan diasimilasi. Vegan disarankan untuk mengonsumsi makanan seperti burrito kacang, tahu, lentil cabai, dan sayuran goreng.

Mitos 2

Kesehatan tulang membutuhkan susu

Susu bukan satu-satunya makanan yang dapat membantu tubuh membangun tulang yang kuat dan melindunginya. Kesehatan tulang membutuhkan banyak nutrisi, termasuk kalsium, vitamin D, dan protein. Masing-masing bahan ini hadir dalam masakan nabati seperti brokoli, bok choy, tahu, dan susu kedelai.

Jika Anda tidak mengonsumsi produk susu, maka Anda membutuhkan sumber kalsium tambahan yang didapat dari sumber nabati. Dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya kalsium – sereal, jus jeruk dan tahu. Pola makan seperti itu harus dibarengi dengan aktivitas fisik, yoga, lari, jalan kaki dan senam yang bermanfaat.

Mitos 3

Makan kedelai meningkatkan risiko kanker payudara

Untuk vegan dan vegetarian, kedelai adalah sumber protein dan kalsium yang ideal. Tidak ada bukti bahwa kedelai meningkatkan risiko kanker payudara dengan cara apapun. Baik anak-anak maupun remaja yang mengonsumsi kedelai tidak menunjukkan peningkatan kadar penyakit. Terlepas dari jenis diet, variasi adalah kuncinya.

Mitos 4

Diet vegetarian tidak cocok untuk wanita hamil, anak-anak dan atlet

Pola makan vegetarian dan vegan yang tepat dapat memenuhi semua kebutuhan orang-orang dari segala usia, termasuk wanita hamil, wanita menyusui, dan atlet. Anda hanya perlu memastikan bahwa tubuh menerima semua nutrisi yang diperlukan. Misalnya, wanita hamil membutuhkan lebih banyak zat besi; mereka harus makan lebih banyak makanan kaya zat besi yang mengandung vitamin C, yang akan membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyerapnya. Besi diserap dengan buruk ketika berasal dari sumber tanaman. Kombinasi zat besi dan vitamin C diperlukan: kacang-kacangan dan salsa, brokoli dan tahu.

Diet vegetarian dapat membantu memastikan pertumbuhan normal pada bayi, anak-anak, dan remaja. Vegan—dewasa dan anak-anak—mungkin membutuhkan sedikit lebih banyak protein, tergantung pada bagaimana tubuh mereka memproses protein nabati. Namun, kebutuhan tersebut biasanya dapat terpenuhi jika pola makannya bervariasi dan mengandung kalori yang cukup.

Kebanyakan atlet kompetitif harus makan lebih banyak protein dan nutrisi, yang mungkin berasal dari sumber tanaman.

Mitos 5

Produk vegetarian apa pun itu sehat

Label “vegetarian” atau “vegan” tidak berarti bahwa kita memiliki produk yang benar-benar sehat. Beberapa kue kering, keripik, dan sereal manis mungkin vegetarian, tetapi lebih cenderung mengandung gula buatan dan lemak tidak sehat. 

Makanan olahan seperti burger vegetarian mungkin tampak seperti cara yang nyaman untuk makan vegan, tetapi belum tentu lebih aman daripada makanan hewani. Keju, meskipun merupakan sumber kalsium yang sangat baik, juga mengandung lemak jenuh dan kolesterol. Isi produk harus dicantumkan pada label. Lemak jenuh, gula tambahan, dan natrium adalah bahan utama yang menunjukkan suatu produk dipertanyakan.

 

Tinggalkan Balasan