Ilmuwan telah menemukan 200 malfungsi pada tubuh akibat obesitas

Pusat Penelitian Nutrisi Federal, selama analisis dua tahun, mengidentifikasi lebih dari 200 penanda biologis baru dari obesitas, aterosklerosis, dan sindrom metabolik. Hasil pekerjaan ini akan membantu meningkatkan metode dan indikator pengobatan, karena berkat fakta-fakta ini, sekarang dimungkinkan untuk mengembangkan pola makan dan memilih obat-obatan untuk orang tertentu dengan lebih akurat. Menurut para ahli, sekarang seperempat populasi negara itu menderita obesitas, dan pemilihan nutrisi secara individu akan membantu mengatasi masalah ini.

Secara umum, FRC of Nutrition and Biotechnology telah memperluas metode dan kemungkinan pengobatan berbagai jenis penyakit yang awalnya timbul dari pola makan manusia yang tidak tepat. Studi dua tahun yang berlangsung dari 2015 hingga 2017 ini memberikan harapan bahwa penyakit seperti obesitas, aterosklerosis, asam urat, kekurangan vitamin B akan diobati dengan lebih sederhana dan efektif.

Biomarker paling terbuka dan peran mereka

Pakar FRC terkemuka mengatakan bahwa biomarker yang paling mengungkap adalah protein imun (sitokin) dan hormon protein yang mengatur keinginan untuk kenyang dan kurang nafsu makan pada manusia, serta vitamin E.

Adapun sitokin, dianggap sebagai protein khusus yang diproduksi di sel sistem kekebalan. Zat dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan proses inflamasi. Penelitian telah menunjukkan bahwa dalam perkembangan penyakit yang disebutkan di atas, ada lebih banyak sitokin yang memicu reaksi yang meningkat. Berdasarkan hal tersebut, para ilmuwan menyimpulkan bahwa reaksi inflamasi pada lapisan lemak dan organ menyebabkan obesitas dan penurunan sensitivitas tubuh terhadap insulin.

Studi tentang hormon protein telah memberikan alasan untuk meyakini bahwa nafsu makan akan makanan berkalori tinggi, serta makanan yang cukup berlemak, didasarkan pada pelanggaran keseimbangannya. Akibatnya, fenomena tersebut menyebabkan kegagalan pada pusat otak, yang bertanggung jawab atas rasa lapar dan ketidakhadirannya. Perlu menyoroti dua hormon utama dengan tindakan berlawanan cermin. Leptin, yang mematikan rasa lapar dan ghrelin, yang meningkatkan intensitas perasaan ini. Jumlah mereka yang tidak merata menyebabkan obesitas manusia.

Perlu ditekankan peran vitamin E, yang merupakan antioksidan alami dan berfungsi mencegah oksidasi sel, DNA, dan protein. Oksidasi dapat menyebabkan penuaan dini, aterosklerosis, diabetes, dan penyakit serius lainnya. Pada kasus obesitas, terjadi penumpukan vitamin dalam jumlah besar pada lemak putih dan tubuh mengalami proses oksidatif yang sangat kuat.

Manfaat dan peran diet pribadi untuk pasien obesitas

Para ahli melaporkan bahwa sebelumnya mereka hanya membatasi kandungan kalori dari makanan dan dengan demikian melakukan pengobatan. Tetapi metode ini tidak efektif, karena tidak semua orang dapat bertahan sampai akhir dan mencapai hasil yang diinginkan. Pengekangan diri seperti itu menyakitkan, baik untuk kondisi fisik pasien maupun psikologis. Selain itu, indikatornya tidak selalu stabil dan konstan. Memang, bagi banyak orang, berat badan segera kembali, saat mereka meninggalkan klinik dan berhenti mengikuti diet ketat.

Jalan keluar paling efektif dari situasi ini adalah dengan melakukan berbagai tes dan menentukan biomarker pasien, serta meresepkan diet individu berdasarkan karakteristik tubuh orang tertentu.

Para ahli paling terkenal menekankan bahwa obesitas bukanlah masalah standar, melainkan masalah yang sangat individual dengan karakteristik yang jelas untuk setiap orang. Seringkali faktor ini bergantung pada indikator seperti kebangsaan, afiliasi gen, golongan darah, mikroflora. Ada fenomena yang terkait dengan fakta bahwa setiap orang mencerna makanan secara berbeda. Bagian utara lebih menyukai daging dan makanan berlemak, sedangkan bagian selatan lebih baik menyerap sayur dan buah.

Menurut data resmi di Rusia, 27% populasi menderita obesitas, dan proporsi pasien meningkat setiap tahun.

Tinggalkan Balasan