8 hal yang perlu diketahui sebelum Anda mulai mengonsumsi probiotik

Saat ini, probiotik dapat ditemukan di lebih dari sekadar yogurt dan suplemen. “Bakteri baik” kini ada di mana-mana, mulai dari pasta gigi dan cokelat hingga jus dan sereal sarapan.

“Tempat teraneh yang pernah saya lihat tentang probiotik adalah sedotan,” kata Dr. Patricia Hibberd, profesor pediatri dan kepala petugas kesehatan masyarakat di MassGeneral Children's Hospital di Boston, yang mempelajari efek probiotik pada anak-anak dan orang dewasa. “Sulit membayangkan bagaimana sedotan dapat memasok probiotik dengan baik ke tubuh,” katanya.

Hibberd mengatakan dia juga bukan penggemar berat probiotik dalam roti, karena memanggang dapat membunuh organisme hidup. “Saya juga kaget dengan harga beberapa produk ini,” katanya.

Menambahkan probiotik ke makanan tidak selalu membuatnya lebih sehat atau berkualitas lebih baik, kata Hibberd. "Pada tingkat tertentu, ada lebih banyak hype tentang probiotik daripada yang seharusnya," katanya kepada LiveScience. “Antusiasme mendahului sains.”

Namun, fakta ini tidak menyurutkan minat konsumen: The Journal of the Business of Nutrition memperkirakan bahwa penjualan suplemen probiotik di AS pada tahun 2013 akan mencapai $1 miliar.

Untuk membedakan antara kenyataan dan hype, berikut adalah delapan tips yang perlu diperhatikan sebelum Anda membeli probiotik.

1. Probiotik tidak diatur seperti obat-obatan.

“Saya pikir suplemen probiotik pada umumnya aman,” kata Hibberd. Meski begitu, probiotik yang dijual sebagai suplemen makanan tidak memerlukan persetujuan FDA untuk masuk ke pasar dan tidak lulus uji keamanan dan kemanjuran seperti obat-obatan.

Meskipun produsen suplemen tidak dapat membuat klaim eksplisit tentang efek suplemen pada penyakit tanpa persetujuan FDA, mereka dapat membuat klaim umum seperti bahwa produk tersebut “memperbaiki pencernaan”. Juga tidak ada jumlah bakteri standar atau tingkat minimum yang diperlukan.

2. Efek samping ringan mungkin terjadi.

Saat orang mulai mengonsumsi suplemen probiotik, mereka mungkin mengalami gas dan kembung selama beberapa hari pertama, kata Hibberd. Tetapi meskipun ini terjadi, gejalanya biasanya ringan, dan hilang setelah dua hingga tiga hari.

3. Semua makanan probiotik berbeda.

Produk susu cenderung memiliki probiotik paling banyak dan memiliki jumlah bakteri hidup yang baik.

Untuk mendapatkan miliaran bakteri menguntungkan dalam satu porsi, pilih yogurt berlabel "kultur hidup dan aktif". Kultur probiotik lainnya termasuk kefir, minuman susu fermentasi, dan keju tua seperti cheddar, gouda, parmesan, dan swiss.

Selain susu, probiotik ditemukan dalam sayuran acar yang diawetkan dengan air garam, sauerkraut, kimchi (hidangan pedas Korea), tempe (pengganti daging kedelai), dan miso (pasta kedelai Jepang digunakan sebagai bumbu).

Ada juga makanan yang tidak mengandung probiotik secara alami, tetapi diperkaya dengannya: jus, sereal sarapan, dan batangan.

Meskipun sebagian besar probiotik dalam makanan aman bagi kebanyakan orang, penting agar organisme di dalamnya tetap hidup atau produknya akan menjadi kurang aktif.

4. Probiotik mungkin tidak aman untuk semua orang.

Beberapa orang harus menghindari probiotik dalam makanan dan suplemen, kata Hibberd. Misalnya, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Risikonya juga tinggi untuk orang yang telah menjalani transplantasi organ dan orang yang sebagian besar saluran pencernaannya diangkat karena sakit.

Orang-orang di rumah sakit yang menggunakan infus juga harus menghindari probiotik, seperti halnya orang dengan kelainan katup jantung yang memerlukan pembedahan karena ada risiko infeksi yang kecil, kata Hibberd.

5. Perhatikan tanggal kedaluwarsa.

Organisme hidup memiliki umur yang terbatas, jadi sebaiknya gunakan makanan probiotik sebelum tanggal kedaluwarsa untuk memaksimalkan manfaatnya. Informasi penyimpanan pada kemasan harus diikuti untuk mempertahankan manfaat penuh mikroorganisme; beberapa makanan harus disimpan dalam lemari es, yang lain pada suhu kamar atau di tempat yang gelap dan sejuk.

6. Baca label dengan hati-hati.

Jumlah probiotik dalam suatu produk seringkali tidak jelas. Label dapat memberikan informasi tentang genus dan spesies bakteri, tetapi tidak menunjukkan jumlahnya.

Label suplemen harus menunjukkan genus, spesies, dan galur, dalam urutan itu. Misalnya, "Lactobacillus rhamnosus GG". Jumlah organisme dilaporkan dalam unit pembentuk koloni (CFU), yang mewakili jumlah organisme hidup dalam dosis tunggal, biasanya dalam miliaran.

Ikuti petunjuk paket untuk dosis, frekuensi penggunaan, dan penyimpanan. Dalam studinya tentang probiotik, Hibberd menyarankan peserta untuk membuka kapsul suplemen dan menuangkan isinya ke dalam susu.

7. Suplemen biasanya mahal.

Probiotik adalah salah satu suplemen makanan termahal, seringkali berharga lebih dari $1 per hari per dosis, menurut ConsumerLab.com. Namun, harga tinggi tidak selalu merupakan tanda kualitas atau reputasi pabrikan.

8. Pilih mikroorganisme sesuai dengan penyakit Anda.

Bagi orang yang ingin mencegah atau menyembuhkan penyakit tertentu, Hibberd merekomendasikan untuk menemukan studi berkualitas tinggi yang diterbitkan dalam jurnal medis terkemuka yang menunjukkan hasil positif. Gunakan makanan dan bakteri yang ditunjukkan dalam penelitian, dengan memperhatikan dosis, frekuensi, dan durasi penggunaan.

 

Tinggalkan Balasan