Minyak jintan hitam, atau ramuan keabadian

Minyak jintan hitam ditemukan di makam firaun Mesir Tutankhamen, sekitar 3300 tahun yang lalu. Dalam budaya Arab, jintan hitam disebut “Habbatul Barakah”, yang berarti “benih yang baik”. Dipercaya bahwa nabi Muhammad berbicara tentang jintan hitam.

Benih yang tampaknya sederhana namun sangat kuat ini mampu memulihkan tubuh dari keracunan bahan kimia, merangsang regenerasi sel beta pankreas penderita diabetes yang sekarat, dan juga menghancurkan Staphylococcus aureus.

Dua gram habbatussauda sehari telah terbukti menurunkan kadar glukosa, mengurangi resistensi insulin, meningkatkan fungsi sel beta, dan telah terbukti menurunkan hemoglobin glikosilasi pada manusia.

Biji jintan hitam memiliki aktivitas yang terbukti secara klinis melawan bakteri Helicobacter, yang efeknya sebanding dengan terapi pemberantasan tiga kali lipat.  

Sifat antikonvulsan jintan hitam telah lama dikenal. Sebuah studi tahun 2007 terhadap anak-anak penderita epilepsi yang refrakter terhadap terapi obat konvensional menemukan bahwa ekstrak air habbatussauda secara signifikan mengurangi aktivitas kejang.

Efek positif dari 100-200 mg ekstrak jintan hitam diminum dua kali sehari selama 2 bulan pada pasien dengan hipertensi ringan telah ditetapkan.

Direbus dalam air, ekstrak biji memiliki efek anti-asma yang kuat pada saluran pernapasan penderita asma.

Penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak biji jintan hitam efektif menghambat pertumbuhan sel kanker di usus besar.

Studi yang dilakukan pada 35 pecandu opiat telah menunjukkan kemanjuran dalam pengobatan jangka panjang kecanduan opioid.

Pigmen melanin hadir di retina, koroid, dan epidermis melindungi kulit dari kerusakan. Minyak jintan hitam meningkatkan produksi melanin.

Ini bukan seluruh daftar kondisi di mana minyak jintan hitam menunjukkan keefektifannya. Disarankan juga untuk dikonsumsi dengan:

Tinggalkan Balasan