Yoga Tertawa: Senyum Menyembuhkan

Apa itu Yoga Ketawa?

Yoga tawa telah dipraktikkan di India sejak pertengahan 1990-an. Latihan ini melibatkan penggunaan tawa sebagai bentuk latihan, dan premis dasarnya adalah bahwa tubuh Anda dapat dan memang tertawa, tidak peduli apa yang dikatakan pikiran Anda.

Praktisi yoga tertawa tidak perlu memiliki selera humor yang tinggi atau tahu lelucon, mereka bahkan tidak perlu merasa bahagia. Yang diperlukan hanyalah tertawa tanpa alasan, tertawa demi tertawa, meniru tawa hingga menjadi tulus dan nyata.

Tertawa adalah cara mudah untuk memperkuat semua fungsi kekebalan tubuh, memberi lebih banyak oksigen ke tubuh dan otak, mengembangkan perasaan positif, dan meningkatkan keterampilan interpersonal.

Tawa dan yoga: yang utama adalah bernafas

Anda mungkin sudah memiliki pertanyaan tentang apa hubungan antara tawa dan yoga dan apakah itu ada sama sekali.

Ya, ada hubungannya, dan ini bernafas. Selain latihan yang melibatkan tawa, latihan yoga tawa juga mencakup latihan pernapasan sebagai cara untuk merilekskan tubuh dan pikiran.

Yoga mengajarkan bahwa pikiran dan tubuh saling mencerminkan dan bahwa nafas adalah penghubung mereka. Dengan memperdalam pernapasan Anda, Anda menenangkan tubuh - denyut nadi melambat, darah diisi dengan oksigen segar. Dan dengan menenangkan tubuh Anda, Anda juga menenangkan pikiran Anda, karena tidak mungkin untuk menjadi rileks secara fisik dan stres mental pada saat yang bersamaan.

Ketika tubuh dan pikiran Anda rileks, Anda menjadi sadar akan saat ini. Kemampuan untuk hidup sepenuhnya, untuk hidup di saat ini sangat penting. Hal ini memungkinkan kita untuk mengalami kebahagiaan sejati, karena berada di masa sekarang membebaskan kita dari penyesalan masa lalu dan kekhawatiran masa depan dan memungkinkan kita untuk menikmati hidup.

Sejarah secara singkat

Pada bulan Maret 1995, dokter India Madan Kataria memutuskan untuk menulis artikel berjudul “Tertawa adalah obat terbaik.” Khusus untuk tujuan ini, ia melakukan penelitian, yang hasilnya sangat mengejutkannya. Ternyata penelitian ilmiah selama puluhan tahun telah membuktikan bahwa tertawa memang memiliki efek positif bagi kesehatan dan dapat digunakan sebagai bentuk pengobatan preventif dan terapeutik.

Kataria sangat terkesan dengan kisah jurnalis Amerika Norman Cousins, yang didiagnosa mengidap penyakit degeneratif pada tahun 1964. Meski Cousins ​​diprediksi bisa hidup maksimal 6 bulan, ia berhasil sembuh total dengan tawa sebagai modal hidupnya. bentuk utama terapi.

Menjadi seorang pria aksi, Dr Kataria memutuskan untuk menguji segala sesuatu dalam praktek. Dia membuka “Klub Tawa”, yang formatnya mengasumsikan bahwa para peserta akan bergiliran menceritakan lelucon dan anekdot. Klub dimulai dengan hanya empat anggota, tetapi setelah beberapa hari jumlahnya lebih dari lima puluh.

Namun, dalam beberapa hari persediaan lelucon yang bagus telah habis, dan para peserta tidak lagi begitu tertarik untuk datang ke pertemuan klub. Mereka tidak mau mendengarkan, apalagi menceritakan lelucon yang basi atau vulgar.

Alih-alih membatalkan percobaan, Dr. Kataria memutuskan untuk mencoba dan menghentikan lelucon itu. Dia mengamati bahwa tawa itu menular: ketika lelucon atau anekdot yang diceritakan tidak lucu, satu orang yang tertawa biasanya cukup untuk membuat seluruh kelompok tertawa. Jadi Kataria mencoba bereksperimen dengan latihan tertawa tanpa alasan, dan itu berhasil. Perilaku main-main secara alami diturunkan dari peserta ke peserta, dan mereka akan datang dengan latihan tawa mereka sendiri: meniru gerakan normal sehari-hari (seperti berjabat tangan) dan hanya tertawa bersama.

Istri Madan Kataria, Madhuri Kataria, seorang praktisi yoga hatha, menyarankan untuk memasukkan latihan pernapasan ke dalam latihan untuk menggabungkan yoga dan tawa.

Setelah beberapa waktu, para jurnalis mendengar tentang pertemuan orang-orang yang tidak biasa ini dan menulis sebuah artikel di surat kabar lokal. Terinspirasi oleh cerita ini dan hasil dari latihan ini, orang-orang mulai mendatangi Dr. Kataria untuk meminta nasihat tentang cara membuka “Klub Tertawa” mereka sendiri. Inilah bagaimana bentuk yoga ini menyebar.

Yoga tawa telah menghasilkan banyak minat dalam terapi tawa dan telah memunculkan praktik terapi berbasis tawa lainnya yang menggabungkan kebijaksanaan kuno dengan wawasan sains modern.

Tertawa tetap menjadi fenomena yang kurang diteliti sampai hari ini, dan aman untuk mengatakan bahwa seiring berjalannya waktu, kita akan belajar lebih banyak lagi tentang bagaimana menggunakan kekuatan penyembuhannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Sementara itu, cobalah tertawa begitu saja, dari hati, tertawakan ketakutan dan masalah Anda, dan Anda akan melihat bagaimana kesejahteraan dan pandangan hidup Anda akan berubah!

Tinggalkan Balasan