Mengapa Kekristenan Mendorong Veganisme

Apakah orang yang mengaku Kristen memiliki alasan khusus untuk beralih ke pola makan nabati? Pertama, ada empat alasan umum: kepedulian terhadap lingkungan, kepedulian terhadap hewan, kepedulian terhadap kesejahteraan manusia, dan keinginan untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat. Selain itu, umat Kristiani mungkin dibimbing oleh tradisi keagamaan yang sudah lama tidak makan daging dan produk hewani lainnya selama berpuasa.

Mari kita lihat alasan-alasan ini secara bergiliran. Namun, mari kita mulai dengan pertanyaan yang lebih mendasar: mengapa pemahaman Kristiani tentang Tuhan dan dunia dapat memberikan motivasi khusus untuk gaya hidup nabati.

Orang Kristen percaya bahwa segala sesuatu di alam semesta berutang keberadaannya kepada Tuhan. Tuhan orang Kristen bukan hanya Tuhan mereka, atau bahkan Tuhan semua orang, tapi Tuhan semua makhluk. Teks Alkitab memuliakan Tuhan yang menciptakan semua makhluk dan menyatakan mereka baik (Kejadian 1); yang menciptakan dunia di mana setiap makhluk memiliki tempatnya (Mazmur 104); yang menyayangi setiap makhluk hidup dan menyediakannya (Mazmur 145); yang, dalam pribadi Yesus Kristus, bertindak untuk membebaskan semua ciptaan-Nya dari perbudakan (Roma 8) dan mempersatukan segala sesuatu yang duniawi dan surgawi (Kolose 1:20; Efesus 1:10). Yesus menghibur para pengikutnya dengan mengingatkan mereka bahwa tidak ada burung yang dilupakan oleh Tuhan (Lukas 12:6). Yohanes berkata bahwa Anak Allah datang ke bumi karena kasih Allah kepada dunia (Yohanes 3:16). Kekaguman dan kepedulian Allah terhadap semua makhluk berarti bahwa orang Kristen memiliki alasan untuk mengagumi dan memelihara mereka, terutama karena manusia dipanggil untuk menjadi gambar dan rupa Allah. Visi bahwa seluruh dunia, seperti yang dikatakan penyair Gerard Manley Hopkins, diisi dengan keagungan Tuhan, merupakan aspek mendasar dari pandangan dunia Kristen.

 

Dengan demikian, orang Kristen mengakui alam semesta dan semua makhluk di dalamnya sebagai milik Tuhan, dicintai oleh Tuhan, dan di bawah perlindungan Tuhan. Bagaimana hal ini dapat memengaruhi kebiasaan makan mereka? Mari kita kembali ke lima alasan yang kami sebutkan di atas.

Pertama, orang Kristen dapat beralih ke pola makan vegan untuk menjaga ciptaan Tuhan, yaitu lingkungan. Emisi gas rumah kaca dari peningkatan jumlah ternak merupakan penyebab utama bencana iklim yang dihadapi planet kita dalam beberapa tahun terakhir. Mengurangi konsumsi produk hewani adalah salah satu cara tercepat untuk mengurangi jejak karbon kita. Peternakan industri juga menyebabkan masalah lingkungan setempat. Misalnya, hampir tidak mungkin untuk tinggal di sebelah peternakan babi besar di mana kotorannya dibuang ke selokan, tetapi sering ditempatkan di sebelah komunitas miskin, yang membuat hidup sengsara.

Kedua, orang Kristen dapat menjadi vegan untuk memungkinkan makhluk lain berkembang dan memuji Tuhan dengan cara mereka sendiri. Sebagian besar hewan dibesarkan dalam sistem industri yang membuat mereka menderita yang tidak perlu. Sebagian besar ikan ditanam secara khusus oleh manusia untuk kebutuhannya, dan ikan yang ditangkap di alam liar mati lama dan menyakitkan. Produksi produk susu dan telur dalam skala besar memerlukan pembunuhan kelebihan hewan jantan. Tingkat saat ini memelihara hewan untuk konsumsi manusia mencegah hewan peliharaan dan liar berkembang biak. Pada tahun 2000, biomassa hewan peliharaan melebihi semua mamalia darat sebanyak 24 kali lipat. Biomassa ayam peliharaan hampir tiga kali lipat dari semua burung liar. Statistik yang mengejutkan ini menunjukkan bahwa manusia memonopoli kapasitas produksi Bumi sedemikian rupa sehingga hampir tidak ada ruang bagi hewan liar, yang secara bertahap menyebabkan kepunahan massal mereka.

 

Ketiga, orang Kristen dapat beralih ke pola makan vegan untuk menyelamatkan nyawa orang itu sendiri. Industri peternakan mengancam ketahanan pangan dan air, dan mereka yang sudah menderita kekurangan adalah yang paling berisiko. Saat ini, lebih dari sepertiga produksi sereal dunia digunakan untuk memberi makan hewan ternak, dan orang yang makan daging hanya mendapatkan 8% kalori yang akan tersedia jika mereka makan sereal sebagai gantinya. Peternakan juga mengonsumsi pasokan air dunia dalam jumlah besar: dibutuhkan 1-10 kali lebih banyak air untuk menghasilkan 20 kg daging sapi daripada menghasilkan kalori yang sama dari sumber nabati. Tentu saja, pola makan vegan tidak praktis di semua bagian dunia (misalnya, bukan untuk penggembala Siberia yang bergantung pada kawanan rusa), tetapi jelas bahwa manusia, hewan, dan lingkungan akan mendapat manfaat dari beralih ke pola makan nabati. sedapat mungkin.

Keempat, orang Kristen dapat mengikuti pola makan vegan untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan keluarga, teman, tetangga, dan masyarakat luas. Tingginya konsumsi daging dan produk hewani lainnya yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara maju secara langsung merugikan kesehatan manusia, dengan meningkatnya angka penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, dan kanker. Selain itu, praktik pertanian intensif berkontribusi terhadap pertumbuhan strain bakteri yang kebal antibiotik dan risiko pandemi dari infeksi zoonosis seperti babi dan flu burung.

Akhirnya, banyak orang Kristen mungkin terinspirasi oleh tradisi lama Kristen menghindari daging dan produk hewani lainnya pada hari Jumat, selama Prapaskah dan pada waktu lainnya. Amalan tidak makan produk hewani dapat dilihat sebagai bagian dari amalan taubat, yang mengalihkan perhatian dari kesenangan diri kepada Tuhan. Tradisi semacam itu mengingatkan orang Kristen akan keterbatasan yang datang dengan mengakui Tuhan sebagai pencipta: hewan adalah milik Tuhan, jadi orang harus memperlakukan mereka dengan hormat dan tidak dapat melakukan apapun yang mereka inginkan dengan mereka.

 

Beberapa orang Kristen menemukan argumen yang menentang veganisme dan vegetarisme, dan perdebatan tentang topik ini terus terbuka. Kejadian 1 mengidentifikasi manusia sebagai gambar unik Tuhan dan memberi mereka kekuasaan atas hewan lain, tetapi manusia diberi resep pola makan vegan di akhir bab, jadi dominasi asli tidak termasuk izin untuk membunuh hewan untuk dimakan. Dalam Kejadian 9, setelah Air Bah, Tuhan mengizinkan manusia membunuh hewan untuk makanan, tetapi ini tidak membenarkan skema modern untuk memelihara hewan dalam sistem industri dengan cara yang jelas merugikan manusia, hewan, dan lingkungan. Catatan Injil mengatakan bahwa Yesus makan ikan dan mempersembahkan ikan kepada orang lain (walaupun, yang menarik, dia tidak makan daging dan unggas), tetapi ini tidak membenarkan konsumsi produk hewani industri modern.

Penting untuk dicatat bahwa veganisme dalam konteks Kristen tidak boleh dipandang sebagai utopia moral. Umat ​​Kristiani mengenali celah dalam hubungan kita dengan makhluk lain yang tidak dapat dijembatani dengan menjalankan praktik diet tertentu atau melakukan upaya serupa lainnya. Orang Kristen Vegan tidak boleh mengklaim superioritas moral: mereka adalah pendosa seperti orang lain. Mereka hanya berusaha untuk bertindak dengan penuh tanggung jawab saat membuat pilihan tentang apa yang akan dimakan. Mereka harus berusaha untuk belajar dari orang Kristen lain bagaimana berbuat lebih baik di bidang lain dalam hidup mereka, dan mereka dapat menyampaikan pengalaman mereka kepada orang Kristen lainnya.

Merawat manusia, hewan, dan lingkungan adalah kewajiban bagi umat Kristiani, sehingga dampak industri peternakan modern harus menjadi perhatian mereka. Visi dan kekaguman Kristen akan dunia Tuhan, kehidupan sadar mereka di antara sesama yang Tuhan kasihi, akan menjadi dorongan bagi banyak orang untuk menerapkan pola makan vegan atau mengurangi konsumsi produk hewani.

Tinggalkan Balasan